Focus Group Discussion (FGD) pada acara Capacity Building Bersama Mendukung Penguatan KEKD 2023

Acara diawali dengan penyampaian dari Fernando R. Butar-butar selaku Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Utara. Dalam sambutannya dijelaskan bahwa model perekonomian yang dibuat dan diolah oleh Bank Indonesia tidak terlepas dari data yang diproduksi oleh BPS. Pemahaman mengenai bagaimana data diperoleh dan bagaimana memaknai data menjadi penting untuk menghasilkan model yang baik dan dapat dijelaskan sesuai dengan fenomena yang terjadi.

Selanjutnya, Asim Saputra mengawali paparan dengan menekankan pentingnya data dan pentingnya memahami “behind the data”. Diberikan penjelasan mengenai gambaran perekonomian di Sulawesi Utara terutama pada masa pandemi Covid-19. Pada tahun 2020, pertumbuhan perekonomian Sulawesi Utara mengalami kontraksi sebesar 0,99 persen. Asim Saputra menjelaskan terkait bagaimana membedah data pertumbuhan ekonomi dengan melihat struktur ekonomi dominan untuk menentukan kebijakan ekonomi yang tepat. Dalam masa ini BPS hadir sebagai decision support dalam pembentukan kebijakan ekonomi mengatasi pandemi Covid-19.

Indikator makro sosial ekonomi lainnya seperti indikator pendidikan, keadaan ketenagakerjaan, inflasi, dan IPM dan bagaimana hubungannya dalam perekonomian Sulawesi Utara juga dijelaskan dalam pemaparan kali ini. Pendalaman mengenai lapangan usaha yang menjadi sektor utama dan keterkaitan antara neraca produksi pada lapangan usaha utama dengan komponen pengeluaran PDRB dibedah lebih lanjut untuk memahami bagaimana suatu data dapat dibentuk.

“Memahami what’s behind the data menjadi hal penting sebagai bahan dalam membuat pemodelan ekonomi yang sesuai, agar output yang dihasilkan nantinya dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi sebenarnya,” ujar Asim.