Hari ini, Rabu,
01 Desember 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara merilis
beberapa indikator yakni Perkembangan Inflasi Kota Manado bulan November 2021, Perkembangan
Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara bulan November 2021, Perkembangan
Pariwisata Sulawesi Utara bulan Oktober 2021, Perkembangan Transportasi
Sulawesi Utara bulan Oktober 2021, Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Utara
bulan Oktober 2021, Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Strategis Provinsi
Sulawesi UtaraTahun 2020 dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2021
Dari 90 kota
pantauan IHK nasional, sebanyak 84 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sintang sebesar 2,01 persen dan
terendah di Kota Bima dan Kota Pontianak sebesar 0,02 persen. Kota Kotamobagu
mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,53 persen, sementara Kota Tual mengalami
deflasi terendah sebesar
0,16 persen. Kota
Manado menempati urutan
ke-11 inflasi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-82 secara nasional. Bulan
November 2021 Kota Manado mengalami Inflasi sebesar 0,03 persen karena
adanya peningkatan Indeks
Harga Konsumen (IHK)
dari 107,51 pada
Oktober 2021 menjadi 107,54 pada November 2021. Dari sebelas kelompok
pengeluaran di Kota Manado, dua kelompok
pengeluaran mengalami peningkatan indeks, yaitu kelompok transportasi sebesar
0,55 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah
tangga sebesar 0,43 persen. Satu
kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok makanan, minuman dan
tembakau sebesar 0,17 persen.
Kelompok pengeluaran yang
tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pakaian dan alas
kaki, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok
kesehatan, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi,
olah raga dan budaya, kelompok pendidikan, kelompok penyediaan makanan/minuman
dan restoran dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kota Manado, pada
November 2021 mengalami inflasi secara tahun kalender sebesar 1,68 persen dan
inflasi “year on year” sebesar 2,16 persen. Penyumbang Inflasi terbesar di Kota
Manado pada bulan November 2021 yaitu ikan cakalang/sisik sebesar
0,1105 persen, sedangkan
penyumbang deflasi terbesar adalah cabai rawit sebesar 0,1799
persen.
Nilai Tukar
Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan November 2021 naik 1,39 persen dan
menjadi 110,80 dibandingkan dengan bulan Oktober yang masih 109,28. Kenaikan
NTP berasal dari dua sisi, yakni kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani
0,62 persen dan penurunan Indeks yang dibayar petani 0,76 persen. Secara tahun
kalender 2021, NTP telah naik sebesar 8,51 persen, sedangkan menurut YoY (tahun
ke tahun) naik menjadi 9,97 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian
(NTUP) juga menunjukkan pergerakan positif, mengalami kenaikan 0,50 persen,
dari nilai 110,00 di bulan Oktober menjadi 110,55 di bulan November. Di wilayah
perdesaan terjadi deflasi yang cukup tinggi, yakni 1,06 persen. Deflasi hanya
terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang mencapai
1,69.
Jumlah Wisatawan
Mancanegara (Wisman) yang datang ke Sulawesi Utara melalui pintu masuk bandara
Sam Ratulangi bulan Oktober 2021 sebanyak 1.952 orang meningkat 229,17 persen
dibanding bulan September 2021 (M-to-M). Dibandingkan bulan Oktober 2020,
meningkat 1,14 persen (Y-on-Y) Wisatawan Mancanegara didominasi oleh warga
Tiongkok sebanyak 1.915 orang (98,10 persen), Rusia 16 orang (0,82 persen) ,
Australia 2 orang (0,10 persen), Amerika 2 orang (0,10 persen) dan Belanda 2
Orang (0,10 persen). Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di
Sulawesi Utara bulan Oktober 2021 mencapai 47,74 persen meningkat 14,63 poin
(44,19 persen) dibanding TPK bulan September 2021 yang sebesar 33,11 persen. Rata-rata
lama menginap tamu (RLMT) hotel berbintang bulan Oktober 2021 mencapai 1,72
hari meningkat 0,13 poin dibanding bulan September 2021. Sedangkan Rata-rata
lama menginap tamu asing (RLMT Asing) hotel berbintang bulan Oktober 2021
mencapai 7,86 hari, meningkat 5,56 poin dibanding bulan September 2021.
Jumlah penumpang
angkutan laut dalam negeri yang berangkat/embarkasi bulan Oktober 2021 sebanyak
47.852 orang naik 20,23 persen dibandingkan September 2021 (39.802 orang).
Penumpang datang/debarkasi juga naik sebesar 23,28 persen, dari 39.921 orang
pada September 2021 menjadi 49.216 orang pada Oktober 2021. Jumlah penumpang angkutan
udara dalam negeri yang datang pada Oktober 2021 sebanyak 41.420 orang naik
48,57 persen dibanding September 2021 (27.880 orang), demikian juga penumpang
yang berangkat mengalami peningkatan sebesar 47,93 persen dari 28.925 orang
pada September 2021 menjadi 42.790 orang pada Oktober 2021.
Nilai ekspor
nonmigas Sulawesi Utara pada Oktober 2021 tercatat sebesar US$ 81,70 juta
sementara impornya senilai US$ 6,62 juta. Komoditas ekspor nonmigas terbesar
pada Oktober 2021 masih didominasi lemak dan
minyak hewan/nabati (HS
15), senilai US$
51,37 juta (62,87%
dari total ekspor), sedangkan
untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral (HS 27), senilai US$
5,82 juta (87,90% dari total impor). Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar
Sulawesi Utara pada Oktober 2021 adalah Amerika Serikat sebesar US$ 25,11 juta
(30,74% dari total ekspor). Sedangkan Australia menjadi negara pemasok terbesar
pada bulan Oktober 2021 sebesar US$ 3,62 juta (54,66% dari total impor).
Pola utama
distribusi perdagangan beras dan minyak goreng di Sulawesi Utara tahun 2020
masih sama dibandingkan pola utama tahun 2018. Sedangkan telur ayam ras dan
gula pasir bertambah satu rantai dibandingkan pola utama tahun 2018. Persentase
Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) komoditas beras di Sulawesi Utara
tahun 2020 naik 4,46 poin dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 14,52 persen.
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 mengalami peningkatan dibanding tahun
sebelumnya. IPM Sulawesi Utara tahun 2021 mencapai 73,30 atau tumbuh 0,51
persen (meningkat 0,37 poin) dibandingkan capaian tahun 2020. Peningkatan IPM
2021 didukung oleh peningkatan di semua komponen penyusunnya. Hal ini berbeda
dengan kondisi sebelumnya. Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 telah menyebabkan
penurunan IPM yang disebabkan oleh menurunnya pengeluaran per kapita yang
disesuaikan. Pada tahun 2021, pengeluaran per kapita telah mengalami kenaikan
sebesar 0,84 persen dibandingkan tahun 2020. Dari sisi pendidikan, pada tahun
2021 anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan
selama 12,94 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan
pendidikan hingga setingkat Diploma I. Angka ini meningkat 0,09 tahun
dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 12,85 tahun. Selain itu, rata-rata lama
sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,13 tahun, dari 9,49
tahun menjadi 9,62 tahun pada tahun 2021. Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir
pada tahun 2021 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,76 tahun, lebih
lama 0,07 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.