Senin, 20 Maret 2023 Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara memenuhi undangan narasumber dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Utara dalam acara Rapat Koordinasi Awal Pemutakhiran Lahan Baku Sawah (Data Sawah Update) di The Sentra Hotel Manado.
Dalam paparannya, Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara, Asim Saputra mengangkat isu yang sedang menggeliat, yaitu meroketnya harga beras di Sulut kendati produksi padi 2022 yang surplus hingga 10,85 ribu ton (y-on-y) dan produksi beras 2022 yang meningkat hingga 6,09 ribu ton (y-on-y).
Menurut Asim, sektor pertanian Sulawesi Utara menghadapi 4 tantangan pasca pandemi, yaitu harga sewa alat pertanian yang meningkat, pupuk subsidi yang langka, rata-rata usia tenaga kerja pertanian yang di atas 50 tahun, dan bantuan bibit yang berkurang mengakibatkan penggunaan bibit dari hasil tanam sebelumnya. Hal ini akan menurunkan produktivitas tanaman padi.
Di samping itu, Asim juga menyampaikan bahwa masalah yang menjadi penyumbang terbesar dalam kenaikan harga beras di Sulut adalah sistem tebasan di daerah lumbung padi yang dilakukan oleh para tengkulak luar daerah. Menurut Nurtika dan Suwandi (1992), tebasan merupakan cara penjualan hasil produk pertanian sebelum produk tersebut dipanen, dimana produk tersebut hasilnya sudah siap dipanen.
“Untuk mengendalikan inflasi, sebenarnya kita bisa memotong mata rantai distribusi ini, sehingga ada sebagian produksi kita yang dikelola oleh kita sendiri,” ujar Asim.
Lahan Baku Sawah sangat berkaitan erat dengan ketahanan pangan suatu wilayah, terutama Sulawesi Utara. Dengan daerah produksi beras seperti Bolaang Mongondow Raya, Sulut memiliki peluang besar untuk meningkatkan ketahanan pangan apabila dapat mengamankan hasil produksi padinya.
Sensus Pertanian yang akan dilaksanakan pada Juni-Juli 2023 hadir untuk menyediakan data pertanian yang komplit dan memenuhi kebutuhan pemerintah dalam perencanaan pembangunan pertanian di tahun-tahun mendatang.
"Bagaimana kita mendorong agar setiap lahan baku sawah ini teroptimalkan, kemudian bagaimana meningkatkan indeks pertanaman kita. Sensus Pertanian 2023 akan menjawab tantangan tersebut," pungkas Asim.