Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara, Asim Saputra bersama
Hukum Tua Desa Tumaratas, Rocky Woran hadir sebagai narasumber dalam program
Forum Kawanua dengan topik "Mencatat Pertanian Sulut" yang disiarkan
langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Manado, Rabu (02/8).
Pendataan lapangan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) telah usai
dilaksanakan hingga 31 Juli 2023 lalu. Asim mengungkapkan bahwa dari hasil
pendataan ini, tercakup lebih dari 257 ribu Rumah Tangga Usaha Pertanian
(RTUP).
Pada 10 tahun terakhir, angka ini relatif stabil di beberapa
wilayah, bahkan ada peningkatan jumlah RTUP. "Tetapi memang ada beberapa
wilayah juga yang jumlahnya turun dibanding dengan kondisi Sensus Pertanian
2013," ujar Asim.
Peran Sektor Pertanian sebagai Leading Sector telah menopang
perekonomian Sulut sejak masa pandemi Covid19. Menurut Asim, Sektor Pertanian
juga bisa menjaga kedaulatan pangan Sulut, terutama dalam menghadapi krisis
pangan pada masa El Nino mendatang.
Saat ini, data hasil ST2023 sedang dalam tahap pengolahan.
Data tersebut akan menyajikan potret situasi pertanian. "Salah satu
manfaatnya untuk intervensi program pemerintah dalam penanganan masalah di
sektor pertanian," tutur Asim.
Asim juga menyinggung terkait Nilai Tukar Petani (NTP) yang
dirilis oleh BPS setiap bulannya. Sebagai infromasi, NTP memberikan indikasi
secara umum mengenai daya beli komoditas/produk pertanian terhadap barang dan
jasa yang saat ini dibeli oleh petani baik untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari
maupun untuk biaya produksi dan penambahan barang modal.
"Dari indikator NTP Juli 2023, memang subsektor
hortikultura memiliki nilai tambah yang paling tinggi diantara subsektor yang
lain," jelas Asim. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat ini Hortikultura
adalah subsektor paling menguntungkan bagi para petani dengan NTP sebesar
126,13.
Selengkapnya terkait dialog interaktif Forum Kawanua:
"Mencatat Pertanian Sulut" dapat #SahabatData saksikan di akun
Facebook RRI Manado.